Sunday, February 21, 2010

Kuantitasi Mikroba: Hitungan Mikroba dan Pengukuran Massa Sel (Metode Turbidimetrik)

Jumlah koloni yang ada pada cawan adalah indeks jumlah organisme yang dapat hidup dalam sampel. Hitungan cawan mengharuskan persyartan statistik, jumlah koloni yang diperhitungkan adalah 30-300 koloni.
Prinsip dari hitungan cawan maupun metode turbidimetrik adalah makin tinggi pengenceran, makin sedikit organisme yang terdapat didalamnya. Artinya pengenceran akan berbanding terbalik dengan jumlah organisme. Hal ini dapat dilihat dari nilai trasmitan pada pengukuran menggunakan srektrofotometri. Nilai transmitan adalah banyak gelombang yang lolos saat dilewatkan padalarutan

Oleh Sri Mulyani (23 Januari 2010)

Pustaka
Hadioetomo, RS. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktik. Jakarta: Gramedia

Sterilisasi Bahan dan Peralatan

Sterilisasi dengan panas adalah unit operasi dimana bahan dipanaskan dengan suhu yang cukup tinggi dan waktu tertentu untuk merusak mikroba dan aktivitas enzim. Sebagai hasilnya, bahan yang disterilkan akan memiliki daya simpan lebih lama pada suhu ruang (ptp2007 2007). Lama sterilisasi dipengaruhi oleh resistensi mikroorganisme dan enzim terhadap panas, kondisi pemanasan, pH bahan, ukuran bahan dan wadah yang disterilkan serta keadaan fisik bahan.

Alat yang biasa dipakai untuk sterilisasi adalah oven yang biasa dipakai untuk mensterilkan alat-alat gelas seperti erlenmeyer, petri dish, tabung reaksi dan alat gelas lainnya. Bahan yang mengandung cairan tidak dapat disterilkan dengan oven tetapi melalui sterilisasi degan uap air panas.

Pewarnaan Sederhana

Sel-sel mikroorganisme yang tidak diwarnai umumnya tampak hampir transparan bila diamati dengan mikroskop cahaya biasa sehingga sukar dilihat karena sitoplasma selnya mempunyai indeks bias yang hampir sama dengan indek bias lingkungannya yang bersifat cair. Kontras antara sel dengan lingkungannya dapat dipertajam dengan mewarnai sampel tersebut. Tujuan pewarnaan untuk mengamati dengan lebih baik tampang morfologi mikroorganisme secara kasar, mengidentifikasi bagian-bagian struktural sel mikroorganisme dan membantu mengidentifikasi atau membedakan mikroorganisme yang serupa.
Pewarnaan yang biasa dilakukan adalah pewarnaan sederhana yaitu pemberian warna pada bakteri atau jasad renik lainnya dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada larutan tipis atau olesan yang sudah difiksasi. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka basa). Zat-zat warna yang digunakan biasanya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan positif). Pewarnaan sederhana memungkinkan dibedakannya bakteri dengan berbagai morfologi dan strukturnya. Pewarna yang biasa dipakai dalam pewarnaa umum adalah biru metilen. Biasanya hanya untuk membedakan sel dan latar belakangnya saja tanpa bermaksud melakukan kajian diferensiasi. Biru metilen memberi warna biru cerah yang bisa bergradasi (biru muda sampai biru agak tua). Akan tetapi pada beberapa mikroorganisme, beberapa granula di dalam sel tampak terwarnai lebih gelap daripada bagian sel lain.

Oleh Sri Mulyani (23 Januari 2010)

Pustaka
Hadioetomo, RS. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktik. Jakarta: Gramedia
Iwanutama2008. 2008. Pengecatan Sediaan Biologis. http://iwanutama2008.wordpress.com (22 November 2008)
Pelczar, MJ dan Chan. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press

Pewarnaan Gram

Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit karena selain tidak berwarna, bakteri juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut, dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati.
Pewarnaan gram atau pewarnaan diferensial dengan menggunakan senyawa pewarna lebih dari satu digunakan untuk mengelompokkan bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Perbedaan ini berdasarakan warna yang dapat dipertahankan bakteri. Pertama-tama diberikan pewarna basa yang akan mewarnai dengan jelas. Setelah itu reagen kedua yaitu bahan pencuci warna (decolorizing agent). Tercuci tidaknya warna dasar tergantung pada komposisi dinding sel bakteri. Bila komponen dinding sel kuat mengikat warna, warna tidak akan tercuci. Sebaliknya bila komponen dinding sel tidak kuat mengikat warna, warna akan tercuci. Reagen terakhir adalah pewarna pembanding. Bila warna tidak tercuci, warna yang terlihat tetap warna dasar.
Pewarnaan gram merupakan salah satu teknik pewarnaan yang penting dalam mikrobiologi. Penjelasan yang tepat mengenai mengapa sel memberikan respon berbeda terhadap proses ini masih kurang. Penjelasan yang paling mungkin didasarkan pada struktur dan komposisi dinding sel bakteri.
Bakteri gram negatif mengandung lipid, lemak atau substansi sepeti lemak dalam presentase yang lebih tinggi dari pada yang terkandung pada bakteri gram positif. Sementara itu, dinding sel bakteri gram negatif lebih tipis dari bakteri gram positif. Dinding sel bakteri gram positif menyusut karena dehidrasi setelah perlakuan pencucian dengan alkohol. Hal ini menyebabkan pori-pori dinding sel menutup sehingga mencegah keluarnya pewarna dasar yaitu ungu kristal iodium. Sedangkan dinding bakteri gram negatif mengandung lemak yang tinggi yang akan larut dalam alkohol dan aseton sehingga warna kristal ungunya larut.
Penjelasan lainnya dilihat dari perbedaan permeabilitasnya. Dinding sel bakteri gram negatif memiliki peptidoglikan jauh lebih sedikit dan ikatan silangnya jauh kurang ekstensif dibandingkan pada bakteri gram positif. Oleh karena itu, pori-pori pada peptidoglikan bakteri gram negatif tetap cukup besar walau setelah perlakuan alkohol.
Reaksi gram bukanlah sebuah fenomena yang mutlak dan kaku, melainkan merupakan perbedaan laju lepasnya kompleks ungu kristal iodium dari sel pada langkah pemuatan. Bakteri gram positif juga dapat memperlihatkan reaksi gram negatif bila mengalami pemucatan yang berlebihan. Faktor yang dapat menimbulkan keragaman pada reaksi gram yaitu pelaksanaan fiksasi panas terhadap olesan, kerapatan sel pada olesan, konsentrasi dan umur reagen-reagen yang digunakan, sifat, konsentrasi dan jumlah pemucat yang dipakai serta sejarah biakan.
Contoh bakteri gram positif adalah Bacillus sp dan Staphilococcus aureus. Sementra bakteri gram negatif adalah Escherichia coli.

Oleh Sri Mulyani (23 Januari 2010)

Pustaka
Anonim. 2008. Bacillus. http://en.wikipedia.org (18 Oktober 2008)
. 2008. Escherichia coli. http://www.wikipedia.co.id (20 Oktober 2008)
Hadioetomo, RS. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktik. Jakarta: Gramedia
Iwanutama2008. 2008. Pengecatan Bakteri. http://iwanutama2008.wordpress.com (15 November 2008)
Pelczar, MJ dan Chan. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press
Yudhime. 2008. Pewarnaan Bakteri Gram Positif dan Negatif. http://yudhime.blogspot.com (25 November 2008)

Pengenalan Mikroskop Medan Terang

Mikroskop adalah alat yang dapat digunakan untuk melihat suatu benda yang jaraknya dekat dengan ukuran yang sangat kecil (micron) untuk diperbesar agar dapat dilihat secara detail. Biasanya digunakan untuk melihat bakteri, sel, virus dan lainnya (Anonim 2008).
Berdasarkan kenampakan objek yang diamati, mikroskop dibagi menjadi mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo). Sementara berdasarkan sumber cahaya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.
Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali dengan tiga sistem lensa. Lensa objektif sebagai pembentuk bayangan pertama yang menentukan struktur dan bagian spesimen yang akan terlihat pada bayangan akhir. Lensa okuler berfungsi memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif. Sementara itu lensa kondensor berfungsi mendukung terciptanya pencahayaan pada objek sehingga diperoleh daya pisah atau nilai apertura maksimal.
Mikroskop stereo mirip dengan mikroskop cahaya tetapi hanya bisa digunakan untuk melihat benda yang relatif besar. Mikroskop ini terdiri dari dua sistem lensa yaitu lensa okuler dan lensa objektif. Perbedaan mikroskop stereo dan mikroskop cahaya adalah ruang ketajamannya yang lebih tinggi sehingga dapat melihat objek secara tiga dimensi. Selain itu sumber cahaya dari atas membeantu mengamati objek dengan ukuran tebal.
Mikroskop elektron menggunakan elektron sebagai pengganti cahaya. Ada dua jenis mikroskop elektron. Scanning Electron Microscop (SEM) untuk studi detail arsitektur permukaan sel dan Transmision Electron Microscop (TEM) untuk mengamati struktur internal sel.
Oleh Sri Mulyani (23 Januari 2010)

Pustaka
Anonim. 2008. Mikroskop. http://organisasi.org (12 September 2008)
. 2008. Mikroskop. http://www.germes-online.com (12 September 2008)

Pewarnaan Negatif

Pewarnaan negatif adalah cara pengamatan mikrobiologi yang biasa dilakukan untuk membedakan spesimen kecil dengan cairan optiknya.
Untuk mikroskop medan terang, pewarnaan negatif biasanya menggunakan cairan hitam misal nigrosin. Spesimen seperti bakteri dalam cairan disebar dalam preparat kaca yang dicampur dengan pewarna negatif dan dibiarkan kering. Ketika diamati dengan mikroskop, bakteri atau kadang sporanya terlihat bersinar dengan latar belakang yang gelap. Sebuah cara alternatif yang biasa digunakan dengan tinta hitam sebagai pewarna negatif.
Prinsip dasar dari perwarnaan bakteri adalah adanya ikatan ion antara komponen seluler dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna yang disebut kromogen. Terjadinya ikatan ion karena adanya muatan listrik baik pada komponen seluler maupun pada pewarna.
Pewarnaan negatif atau peawarna asam dapat terjadi karena senyawa pewarna bermuatan negatif. Dalam kondisi pH mendekati netral, dinding sel bakteri cenderung bermuatan negatif sehingga pewarna asam yang bermuatan negatif akan ditolak oleh dinding sel. Oleh karena itu sel menjadi tidak berwarna. Contoh pewarna yang biasa digunakan yaitu tinta cina, larutan nigrosin, asam pikrat dan eosin.
Untuk pengamatan menggunakan mikroskop elektron transmisi, kemampuan optis elektron berhubungan dengan nomor atom. Beberapa pewarna negatif seperti ammonium molybdate, uranil acetate, uranyl foemate, phosphotungstic acid dan auroglucotnionate dipilih karena mampu menyebarkan elekron dengan baik dan menyerap zat biologi dengan baik. Struktur yang dapat diamati dengan pewarnaan negatif lebih sedikit dari pada dengan pewarnaan biasa. Cara ini biasa digunakan untuk melihat virus, bakteri, flagel bakteri, struktur protein atau gabungan protein biologi membran yang memiliki pancaran elektron dengan kekuatan rendah.
Pewarnaan negatif pada mikroskop cahaya atau mikroskop elektron tidak menimbulkan penularan mikroorganisme. Walau demikian keamanan harus tetap diperhatikan.
Berbeda dengan pewarnaan lain, pewarnaan negatif memungkinkan organisme terlihat transparan dan tampak jelas diantara medan yang gelap karena pewarna tersebut tidak menembus mikroorganisme. Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Metode ini juga berguna untuk bakteri-bakteri tertentu yang sukar diwarnai.

Oleh Sri Mulyani (23 Januari 2010)

Pustaka
Anonim. 2008. Negatif Stain. http://wikipedia.org (26 November 2008)
Hadioetomo, RS. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktik. Jakarta: Gramedia
Iwanutama2008. 2008. Pewarnaan Bakteri. http://iwanutama2008.wordpress.com (15 November 2008)
Pelczar, MJ dan Chan. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press
Yudhime. 2008. Pewarnaan Bakteri Gram Positif dan Negatif. http://yudhime.blogspot.com (25 November 2008)

Perbedaan Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

Monokotil
1. memiliki sistem perakaran serabut
2. xylem dan floem terletak berdekatan karena tidak berkambium
3. batang tidak bercabang
4. tidak memiliki kambium
5. daun berbentuk pita
6. tulang daun sejajar
7. memiliki bunga kelipatan tiga
8. bijinya memiliki satu kotiledon

Dikotil
1. memiliki sistem perakaran tunggang
2. xylem terdapat di pusat bentuk bintang, floem disekitarnya dipisahkan oleh kambium
3. batang bercabang
4. memiliki kambium
5. daun memiliki banyak bentuk
6. tulang daun menyirip atau menjari
7. memiliki bunga kelipatan dua, empat atau lima
8. bijinya memiliki dua kotiledon


Oleh Sri Mulyani (23 Januari 2010)

Mikroba yang Umum Dijumpai di Laboratorium dan pada Manusia

Mikroorganisme adalah makhluk hidup kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroorganisme terdapat di berbagai tempat; di tanah, perairan, udara bahkan di permukaan dan di dalam tubuh makhluk hidup. Yang termasuk dalam mikroorganisme adalah virus, bakteri, sebagian jamur, sebagian ganggang dan protozoa.
Mikroorganisme dapat dibiakkan dengan menempatakannya pada medium pembiakan. Ada beberapa jenis medium pembiakan.
Potato Dextrose Agar (PDA) adalah media yang terbuat dari kentang dan gula jagung. PDA biasa digunakan untuk menumbuhkan fungi dan bakteri yang menyerang tumbuhan. Beberapa mikroorganisme yang biasa dibiakkan dalam PDA yaitu endawan Candida albicans dan Saccharomyces serevisiae dan kapang seperti Aspergilus niger.
Medium lain yang biasa digunakan missal Nutrient Agar (NA). Gar ini memiliki permukaan padat yang biasa digunakan dalam pembiakan bakteri dan fungi di seluruh dunia. Hampir 70% mikroba berhasil dibiakkan dalam nutrient agar. Tersedia juga NA yang spesifik yang diperuntukkan bagi mikroba dengan kondisi lingkunagan tertentu. Kekentalan agar dapat diatur sehingga motilitas dan mobilitas mikroba dapat diketahui.
Trypticase Soy Agar (TSA) juga merupakan media pembiakan mikroba yang menyediakan enzim dari kasein dan sari kedelai. Mengandung asam amino dan nitrogen yang membuat TSA menjadi media yang bernutrisi tinggi untuk pembiakan berbagai mikroorganisme dengan sumber enrgi dextrose atau gula jagung.
Oleh Sri Mulyani (23 Januari 2010)
Pustaka
Anonim. 2000. Sabouraud’s Dextrose Agar. http://wikipedia.com (8 September 2008)
. 2000. Potato Dextrose Agar. http://wikipedia.com (8 September 2008)
. 2000. Trypticase Soy Agar. http://wikipedia.com (8 September 2008)

Kuantitasi Mikroba: Hitungan Mikroskopi Langsung

Ada dua macam pengukuran kuantitas populasi mikroba dalam penelaahan mikrobiologis yaitu penentuan jumlah sel dan penentuan massa sel. Pengukuran jumlah sel biasanya pada mikroorganisme bersel tunggal, sedangkan penentuan massa sel dilakukan pada organisme bersel tunggal serta organisme berfilamen.
Ada beberapa cara menetukan jumlah sel yaitu hitungan cawan (plate count), hitungan mikroskopi langsung (DMC, Direct Microscopic Count) atau penghitungan Coulter (Coulter count). Untuk menghitung massa sel umumnya digunakan pengukuran kekeruhan suspensi sel.
Pada metode DMC, sampel ditaruh pada suatu ruang hitung misal hemasitometer dan jumlah sel dapat dihitung secara langsung dengan bantuan mikroskop. Keuntungan metode ini adalah pelaksanaannya cepat dan tidak memerlukan banyak peralatan. Kelemahan metode DMC yaitu tidak dapat membedakan sel yang masih hidup dengan yang mati. Pada beberapa sel eukariotik, penambahan zat warna tertentu seperti metilen blue 0,1% dapat membedakan sel yang hidup dan yang mati. Pada sel khamir, sel hidup dan sel mati sama-sama menyerap warna metilen blue, tapi hanya sel yang masih hidup yang dapat mereduksi warnanya menjadi putih. Kelemahan lainnya adalah sulitnya menghitung sel yang berukuran sangat kecil akibat ketebalan hemasitometer tidak memungkinkan digunakannya lensa objektif celup minyak. Hal ini diatasi dengan pewarnaan sel sehingga mudah dilihat. Selain itu sel juga kadang bergerombol sehingga susah dibedakan. Hal ini dapat diatasi dengan menceraiberaikan gerombolan dengan penambahan zat anti gumpal dinatrium etilen diamin tetraasetat atau tween 80 sebanyak 0,1%.
Hemasitometer sendiri adalah tempat untuk meletakkan sel yang akan dihitung. Hemasitometer memiliki jarak 0,1 mm antara permukaan hitung bagian atas hemasitometer dan permukaan bawah kaca penutup. Hemasitometer levy dibagi dalam beberapa kotak oleh pembagian garis naubeur

Oleh Sri Mulyani (23 Januari 2010)

Pustaka
Hadioetomo, RS. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktik. Jakarta: Gramedia
Salmah. 2004. Analisa Pertumbuhan Mikroba pada Fermentasi. http://library.usu.ac.id (22 November 2008)

Teknik Aseptik

Teknik aseptik adalah langkah-langkah yang diambil agar dalam percobaan di laboratorium sehingga diperoleh hasil yang akurat. Contoh dengan menghindarkan percobaan dari mikroorganisme yang dapat mengkontaminasi produk sehingga terjadi perubahan yang tidak diingainkan.Teknik aseptik juga berfungsi untuk melindungi diri dari infeksi dan pencemaran lingkungan. Langkah aseptik yang diambil missal dengan menyemprotkan alkohol pada tangan dan mengelap meja percobaan dengan desinfektan sebelum memulai percobaan. Selain itu juga menghindari kontak dengan kontaminan.

Pustaka
Hadioetomo, RS. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktik. Jakarta: Gramedia