Saturday, December 29, 2012

Water in Our Life

Dear semuanya. Udah mau masuk Bulan Januari, sudah terkena sindrom hujankah? Apalagi buat teman-teman semua yang biasanya jadi korban banjir tahunan, kayaknya musti bersiap-siap deh. Sekarang saya tidak mau membahas bagaimana Pak Jokowi yang sibuk sidak mempersiapkan Jakarta yang diperkirakan akan mengalami siklus banjir lima tahunan, tapi saya mau nulis tentang kebutuhan air bersih nih.

Air merupakan kebutuhan utama bagi makhluk hidup, terutama sebagai air minum. Apalagi untuk manusia, air bisa jadi memiliki lebih banyak lagi manfaat seperti mandi, cuci bahkan sampai kegiatan industri juga membutuhkan air. Dari banyaknya fungsi air dalam kehidupan, dapat dikatakan bahwa manusia sangat tergantung pada air dan tidak dapat hidup tanpa air.

Belakangan ini banyak masalah krusial yaitu sulitnya mendapatkan air bersih. Banyak sumber air yang tidak memberi kualitas air seperti dulu karena sudah terjadi pencemaran lingkungan seperti pencemaran oleh limbah baik rumah tangga, pertanian maupun industri. Selain itu adanya penebangan hutan menyebabkan bercampurnya air dari pegunungan dengan lumpur yang terkikis terbawa aliran sungai. Dari keadaan ini dapat dilihat bahwa air bersih semakin sulit untuk didapatkan.

Air yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari hendaknya memenuhi standar kualitas air bersih. Kalo di industri mungkin kualitas air sudah diperiksa oleh bagian quality control. Kalo di rumah? Yah semua harus memperhatikan juga ya. Kualitas air dapat ditinjau dari segi fisik, kimia, mikrobiologi dan radioaktif. Dari banyaknya parameter kualitas air ini, tentu perlu perhatian khusus bagaimana kualitas air yang dikonsumsi. Kalo mau lihat standar air bersih dapat dilihat di SNI, banyak banget standar yang berkaitan dengan air. Ada yang mengenai AMDK di SNI 01-3553-2006, ada juga tentang air minum di SNI 01-0220-1987.


Saya ingin bercerita sedikit tentang pemenuhan air bersih di kampung saya di Magelang. Sebagian besar warga merupakan pengguna PAM, sebagian lagi memang tidak berlangganan. Tapi jangan berpikir kami menggunakan air sungai yang kotor atau mungkin menampung air hujan ya, walaupun itu juga merupakan sumber air. Sudah hampir dua puluh tahun, lebih dulu dari pada PAM, warga kampung saya menggunakan sumber mata air dari pegunungan. Jadi warga bergotong royong membuat saluran air dari desa lain yang letaknya lebih atas menggunakan pralon sampai kampung. Di kampung saya dibuat beberapa saluran besar yang akan membagi sumber air tersebut menjadi tiga kelompok, dan dari masing-masing kelompok ini akan disalurkan ke rumah-rumah.

Beberapa tahun yang lalu warga masih digilir satu jam per hari untuk mendapatkan jatah air. Untuk penyaluran ke rumah-rumah memang belum menggunakan kran yang dapat membagi aliran air secara paralel bersamaan. Kalo sekarang saluran air dari pegunungan itu sudah diperbanyak, sudah ada tiga sehingga masing-masing kelompok memiliki satu saluran sendiri. Selain itu juga setiap rumah dan persimpangan akan diberikan kran yang berfungsi mengatur pembagian air. Dengan begini air bersih dapat dinikmati sepanjang harinya.

Jangan berpikir hal seperti ini sepele ya, hal ini sangat membantu sekali para warga untuk mendapatkan air bersih. Bayangkan kalo mengandalkan PAM yang kadang (biasanya di musim kemarau) mati atau bau kaporit yang sangat menyengat. Karena berasal dari mata air yang langsung disalurkan menggunakan pipa makan kualitas air tetap terjaga. Yah walaupun kadang waktu musim kemarau airnya ada lumutnya, tapi ingat ya lumut cuma tumbuh di air yang benar-benar bersih. Sekaligus jangan lupa dengan pengolahan air yang baik untuk konsumsi terutama sumber air minum.

Bekerjasama dengan sebuah desa di pegunungan, kerja sama antar warga yang sama-sama saling membutuhkan air. Sekarang jangan sering-sering minta fasilitas penuh dari pemerintah. Awal program air di kampung kami juga dulu dari modal patungan. Nah karena sekarang ada dana PNPM dari pemerintah, maka kualitas pengadaan air besih ini dapat ditingkatkan sampai seperti sekarang. Jadi kalo kampung sebelah mungkin masih kekurangan air ketika kekeringan dan air PAM tidak mengalir, warga kampung saya sudah dapat memenuhi kebutuhan. Lagi-lagi jangan menyalahkan pemerintah deh, tanyakan apa yang dibutuhkan oleh warga dan usahakan. Kalo dibuat proposalnya juga ada cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dan melalui tulisan ini saya sangat mengapresiasi pemerintah yang telah memberikan bantuan dana melalui PNPM Mandiri serta kerja sama warga kampung saya, semoga dapat menginspirasi semua pembaca sekalian.



Masalah air minum yang baik nih, biasanya kalo di kota banyak yang langganan air minum dalam kemasan terutama pakai galon karena dianggap memiliki kualitas yang baik. Oke itu benar, tapi jangan menghakimi air yang bukan air galon itu nggak baik ya. Masalah kualitas air yang paling utama di Indonesia adalah kekeruhan. Kalo sudah keruh dianggap airnya tidak baik. Tapi ingat yang saya tulis di atas, kualitas air itu dinilai dari segi fisik, kimia dan mikrobiologi serta tambahan radioaktif. Air yang keruh bisa jadi hanya karena campuran tanah yang membentuk koloid dengan air. Hal ini bisa diperbaiki dengan menggunakan filtrasi atau penyaringan air.

Air minum dalam kemasan juga tidak berarti bebas dari mikroorganisme. Ingat ya yang namanya mikroorganisme itu ada dimana-mana bahkan di benda yang sudah disterilisasi. Intinya mah bukan tidak mengandung mikroba, tapi jumlah mikroba yang terkandung di dalamnya masih berada di bawah standar sehingga aman untuk dikonsumsi. Saya juga sempat berpikir air ledeng kampung saya ini kog ada lumutnya, tapi setelah saya tahu lumut justru hanya hidup di air yang bersih pemikiran saya jadi berubah.

Kalo masalah kimia dan radioaktif mungkin agak rumit ya. Tapi air itu sendiri sudah merupakan zat kimia H2O, jadi buat yang merasa nggak bisa mengkonsumsi yang kimia-kimia ya nggak usah minum. Semua benda di dunia itu pasti tersusun dari partikel-partikel kimia. Masalahnya ada yang berbahaya dan tidak. Kalo memang pembaca sekalian tinggal di daerah dengan air yang mengandung limbah ya mungkin harus berjuang untuk memperoleh air bersih. Namun biasanya industri sudah melakukan pengolahan air limbah sebelum dibuang ke lingkungan, jadi yang berada di daerah industri silahkan lihat sendiri apakah air yang ada di sekitar anda layak untuk minum atau hanya dikonsumsi sebagai kebutuhan sehar-hari lainnya. Kalo memang tidak memungkinkan ya mungkin ada baiknya mengambil air dari daerah lain.

Nah masalah bagaimana mendapatkan air bersih tidak melulu mengenai bagaimana kita memperoleh air, namun juga bagaimana kita mengolah air sehingga dapat dikonsumsi. Yang paling utama kalo ingin mengkonsumsi air ledeng atau PAM sebagai air minum mungkin dengan melakukan pemanasan. Dosen mikrobiologi saya masih melakukan ini karena menurut beliau dengan begitu beliau benar-benar mengetahui pengolahan dari apa yang hendak dikonsumsi. Dibandingkan dengan konsumsi air minum dalam kemasan yang beliau juga tahu belum tentu memenuhi standar.

Tapi pengolahan air ini tidak melulu mengenai pemanasan ya. Dalam industri AMDK biasanya digunakan metode ultraviolet untuk membunuh mikroorganisme di dalamnya. Pengolahan air minum memiliki unit-unit antara lain conditioning, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan desinfeksi. Conditioning merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menghilangkan bahan-bahan yang tidak diinginkan pada air minum dan menambahkan bahan-bahan untuk meningkatkan kualitas air minum. Koagulasi adalah unit pengolahan dalam hal destabilisasi partikel koloid, pembubuhan bahan kimia, dan pengadukan. Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam mendestabilkan partikel koloid adalah dengan cara flokulasi. Flokulasi adalah unit pengolahan dalam hal pembentukan pembesaran flok dan pengadukan. Oleh karena itu koagulasi juga disebut sebagai flokulasi. Sedimentasi adalah pengendapan secara gravitasi, yaitu massa jenis partikel lebih besar daripada massa jenis air. Filtrasi adalah unit proses pemisahan berdasarkan perbedaan ukuran. Filtrasi untuk ukuran diameter ukuran partikel lebih besar dari ukuran media filter dibagi menjadi 2, yaitu rapid sand filtration yang memiliki laju aliran 120 m3/m2/jam dan slow sand filtration yang memiliki laju aliran 5 m3/m2/jam. Desinfeksi adalah proses penghilangan mikroorganisme patogen dengan cara klorinasi, ozonisasi, penyinaran dengan sinar ultra violet dan pemanas. Tiga zat yang sering dipakai sebagai desinfeksi adalah ozon (O3), sinar UV, dan klorin. Nah kalo aplikasi pembuatan air minum ini di rumah tangga mungkin bisa diwakili oleh Pure It yang menggunakan prinsip tersebut dalam memberikan kualitas air minum yang baik.

Nah sekian dulu tulisan dari saya, semoga bermanfaat dan memberikan inspirasi untuk pembaca sekalian.

No comments:

Post a Comment

any comment?